Selain budi atau akhlak, manusia masih memerlukan sejumlah
hajat untuk dapat hidup layak di dunia ini. Manusia memerlukan makanan dan
minuman, kesehatan dan kebersihan, pakaian dan keindahan, hunian dan pemukiman,
transportasi dan komunikasi, serta budi bahasa dan pendidikan. Dari waktu ke
waktu, hajat hidup ini memerlukan standar baru sesuai dengan perkembangan
zaman. Acuan dari standar ini selalu berpatokan kepada martabat menusia,
sehingga dalam batas kemungkinan, manusia terus berusaha untuk mempertinggi
martabat kemanusiaan di bumi ini.
Tanpa mengurangi perhatian kita kepada kepentingan berbagai
hajat lainnya di dalam hidup ini, disini kita mencoba melihat satu saja di
berbagai hajat hidup itu. Kita melihat hajat hidup yang berbentuk pendidikan.
Kita menelaah bagaimana pendidikan ini berkaitan dengan perkembangan kehidupan
di dalam masyarakat. Dan kita mencatat pula sebagai hal yang mempengaruhi
pendidikan beserta standar didalam pendidikan itu.
Standar baru di dalam pendidikan selalu menuntut adanya
perubahan di dalam pendidikan. Perubahan itu dapat saja muncul dalam berbagai
wujud. Adakalanya, perubahan itu muncul dalam bentuk perubahan sistem. Ada
kalanya pula, perubahan itu tiba dalam bentuk bahan pelajaran baru. Perpaduan
diantara berbagai perubahan di dalam pendidikan membawa pendidikan kita ke
dalam kegiatan yang selalu dinamik. Dan bersama dinamika itu, pendidikan kita
berusaha untuk berkembang bersama dengan semua hajat yang ada di dalam hidup
manusia.
Dalam batas tertentu, standar baru pada pendidikan berkaitan
pula dengan keadaan hidup di dalam masyarakat. Pada waktunya, pendidikan
menyesuaikan diri kepada keadaan masyarakatnya. Dan saatnya pula, pendidikan
menjadi perintis bagi perubahan didalam masyarakat. Kaitan diantara pendidikan
dan masyarakat ini bersumber pada hakekat hidup. Dan hakekat hidup itu selalu
menuntut agar kaitan demikian dapat membuat seluruh hajat hidup manusia menjadi
satu sistem yang utuh.
Bagi kelompok manusia, kata abstrak yang memadukan
pendidikan dan masyarakat ini perlu dieja ke dalam bentuk yang kasatmata. Dalam
pengejaan seperti inilah, mereka menyaksikan berbagai perkembangan masyarakat
dalam wujudnya yang nyata. Dan bersamaan dengan itu, mereka melihat juga
pendidikan di dalam bentuknya yang sejati.
Kelompok manusia yang kebetulan berfungsi sebagai pendidik
itu, melihat betapa pesatnya suatu era baru menyingsing di dalam masyarakat
kita. melalui luapan alat yang berwujud komputer, komunikasi di dalam
masyarakat mengenai dimensi baru. Masyarakat kita memerlukan data dan informasi
melalui standar baru. Data mulai diolah dengan kecermatan dan kecepatan yang
tinggi. Informasi yang biasanya terletak di luar jangkauan olah mulai masuk ke
dalam jangkauan olah. Dan bersama itu, masyarakat mulai menyadari kenyataan
bahwa era baru telah muncul di dalam hidup mereka.
Dalam rangka inilah, kelompok manusia pendidik itu mulai
melihat suatu kenyataan baru. Melalui kaitan diantara masyarakat dan
pendidikan, standar baru didalam masyarakat perlu diimbangi pula oleh standar
baru pendidikan. Kalau masyarakat telah memasuki era baru dengan menerima
kehadiran komputer, maka pada tempatnyalah kalau pendidikan mulai pula merintis
pengetahuan tentang komputer itu. Dan bersama itu, pendidikan komputer
merupakan salah satu standar baru di dalam dinamika pendidikan zaman sekarang.
Segera pula kelompok manusia pendidik itu mengambil tindakan
kasat mata. Pada hari Jumat tanggal 7 Agustus 1981, mereka membuka pendidikan
komputer dengan nama Program Pendidikan Ilmu Komputer (PPIK) yang menampung 91
orang mahasiswa. Dan pada hari Senin, tanggal 10 Agustus 1981, kuliah
pertamapun dimulai. Kuliah inipun berkembang sehingga menuntut suatu wadah yang
lebih mantap. Melalui asuhan Yayasan Pengembangan Sistem Analisis dan Operation
Research Matematika (SAOR Matematika), wadah pendidikan itu berubah menjadi
Akademi Sains dan Komputer Indonesia (ASKI). Sejak itu meluncurlah suatu
kegiatan untuk membangkitkan standar baru di dalam pendidikan. Kegiatan itu
berbentuk pendidikan ilmu komputer dan matematika.
Pendidikan komputer dan matematika inipun kemudian
dimantapkan lagi ke dalam wadah yang lebih tinggi yakni wadah yang berbentuk
akademik ke wadah yang berbentuk sekolah tinggi. Pada hari Kamis, tanggal 21
Juni 1984, nama Gunadarma dipilih untuk menjadikan nama dari sekolah tinggi
itu. Pada hari Senin, tanggal 9 Juli 1984, Yayasan Pengembangan Sistem Analis
dan Operation Research Matematika diganti menjadi Yayasan Pendidikan Gunadarma.
Sehari kemudian, pada hari Selasa, Tanggal 10 Juli 1984, melalui Surat
Keputusan Yayasan Pendidikan Gunadarma, secara resmi nama Gunadarma dikukuhkan
ke dalam sekolah tinggi itu menjadi Sekolah Tinggi Komputer Gunadarma (STKG).
Bersama itu, sejak dari tanggal 7 Agustus 1981 melewati tonggak tanggal 21 Juni
1984, tanggal 9 Juli 1994, serta tanggal 10 Juli 1994, satu kurun sejarah telah
mengantar pendidikan komputer pada Sekolah Tinggi Komputer Gunadarma ke kurun
sejarah berikutnya.
Pemantapan ini kemudian dikukuhkan lagi melalui keputusan
yang dirintis oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah III.
Pada hari Selasa, tanggal 14 Agustus 1984, Kopertis III memberikan izin
operasional kepada STKG. Untuk membangkitkan semangat belajar yang lebih tinggi
di kalangan mahasiswa, pada hari Jumat, tanggal 28 September 1984,
diselenggarakanlah oleh Gunadarma upacara wisuda pertama setara sarjana muda,
untuk diulangi lagi pada hari Selasa, tanggal 24 September 1985, dan pada hari
Jumat, tanggal 26 September 1986. Sampai disini, kita mulai melihat STKG ini
berkembang diberbagai dimensi serta bersama itu, kita melihat perkembangan itu
dari dimensi ke dimensi.
Dimensi pertama adalah dimensi program pendidikan. Pada
dimensi ini, STKG mulai memproleh kemajuan yang cukup pesat. Pada hari Sabtu,
tanggal 5 Oktober 1985, melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
0424/0/1985, sekolah tinggi ini dinyatakan berstatus Terdaftar dengan nama baru
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Gunadarma (STMIK Gunadarma).
Bersamaan dengan itu, STKG berubah menjadi STMIK Gunadarma secara lebih rinci
lagi, di dalam status Terdaftarnya itu, Gunadarma dapat mengasuh dua Jenjang
Pendidikan yakni Jenjang Pendidikan Tinggi Strata Satu (S1) serta Jenjang
Pendidikan Tinggi Strata Nol (S0) dalam bentuk Diploma Tiga (D3).
Bersama status itu, Sekolah Tinggi ini mengasuh dua Jurusan
yakni Jurusan Manajemen Informatika (MI) dan Jurusan Teknik Komputer (TK).
Setiap Jurusan memiliki satu Program Studi yang memiliki nama yang sama dengan
Jurusannya itu. Demikianlah pada Manajemen Informatika untuk Jenjang S1 dan D3
serta pada Jurusan Teknik Komputer terdapat Program Studi Teknik Komputer untuk
Jenjang S1 dan D3. Dan sebagai pemantapan lebih lanjut, pada hari Selasa,
tanggal 29 Juli 1986, STMIK Gunadarma memperoleh Statuta baru dari Yayasan
Pendidikan Gunadarma.
Pada hari Selasa, tanggal 13 Januari 1987, untuk pertama
kali, STMIK Gunadarma menyelenggarakan Sidang Sarjana yang diikuti oleh tiga
mahasiswa. Sidang Ujian untuk tiga mahasiswa berikutnya, diselenggarakan pada
hari Jumat, tanggal 16 Januari 1987 dan Sidang Ujian ketiga yang diikuti oleh
empat mahasiswa diselenggarakan pada hari Rabu, tanggal 21 Januari 1987. Kalau
pada tahun 1984, 1985 dan 1986, Perguruan Tinggi ini hanya dapat
menyelenggarakan Wisuda setara Sarjana Muda, maka pada tahun 1987 ini, STMIK
Gunadarma telah mampu menyelenggarakan wisuda sesungguhnya. Demikianlah pada
hari Sabtu, tanggal 24 Januari 1987, STMIK Gunadarma menyelenggarakan Wisuda
Sarjana yang pertama.
Untuk mengukukan Ujian Sarjana itu, maka mulai hari Selasa
tanggal 16 Juni 1987, untuk pertama kalinya, STMIK Gunadarma menyelenggarakan
Ujian Negara Cicilan (UNC). UNC pertama ini berlangsung dalam Status Terdaftar.
Sejak itu, terjadilah maraton diantara sidang Ujian Sarjana, Ujian Negara
Cicilan, dan Wisuda. Gabungan dari semua unsur itu menghasilkan Sarjana Manajemen
Informatika dan Sarjana Teknik Komputer, lulusan STMIK Gunadarma yang terus
bercurahan ke dalam masyarakat.
Sidang Ujian Sarjana ke-4, ke-5 dan ke-6, berlangsung pada
hari Selasa tanggal 29 September 1987, pada hari Selasa, tanggal 6 Oktober
1987, pada hari Jumat, tanggal 9 Oktober 1987. Dan Sidang Ujian Sarjana inipun
terus berlangsung hinggga pada bulan September 1994, STMIK Gunadarma telah
melampui sidangnya yang ke-150. Ujian Negara Cicilan ke-2, ke-3, ke-4,
berlangsung mulai hari Senin tanggal 1 November 1987, mulai hari Senin tanggal
20 Juni 1988, mulai hari Senin tanggal 12 Desember 1988. Dan Ujian Negara
Cicilan inipun terus berlangsung pada setiap semester sampai sekarang ini.
Wisuda sarjana ke-2, ke-3, ke-4, berlangsung pada hari Selasa tanggal 16
Februari 1988, pada hari Sabtu tanggal 21 Januari 1989, pada hari Sabtu tanggal
17 Februari 1990. Dan demikianlah, wisuda terus berlangsung, dari setahun
sekali menjadi setahun dua kali.
Kemajuan di dimensi program ini tidak hanya sampai disitu.
Pada hari Senin tanggal 4 Januari 1988, melalui Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaaan No.006/O/1988, Status Terdaftar STMIK Gunadarma
Program Studi Manajemen Informatika dan Program Studi Teknik Komputer dinaikkan
menjadi Status Diakui. Dan sekali lagi pada hari Sabtu tanggal 12 Agustus 1989
melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0490/O/1989,
Status kedua Program Studi itu dinaikkan lagi menjadi Status Disamakan.
Pengembangan Program Pendidikan terus berlanjut sehingga
pada hari Selasa tanggal 4 Juli 1989, STMIK Gunadarma membuka lagi Jurusan baru
yakni Jurusan Teknik Informatika (TI) dengan program studi Teknik Informatika.
Pada hari Kamis, tanggal 7 September 1989, Jurusan dan Program Studi baru ini
memperoleh Status Terdaftar. Selanjutnya, Status Diakui dicapai Program Studi
Teknik Informatika pada hari Rabu, tanggal 19 Juni 1991, serta Status Disamakan
diperoleh pada hari Kamis, tanggal 20 Februari 1992. Dan bersamaan dengan itu,
semua Program Studi di STMIK Gunadarma telah mencapai Status Disamakan.
Pengembangan Program Pendidikan terus berlangsung. Selain
Program Pendidikan Jenjang D3 dan Jenjang S1, Perguruan Tinggi ini juga
melangkah maju ke Program Pendidikan Tinggi Strata Dua (S2) yang dikenal
Program Pendidikan Magister. Pada hari Senin, tanggal 10 Mei 1993, STMIK
Gunadarma dilengkapi lagi dengan Program Pasca Sarjana Strata Dua bidang
Manajemen Sistem Informasi.
Disamping Bidang Manajemen Informatika, Teknik Komputer, dan
Teknik Informatika Gunadarma juga melangkah ke Bidang lain. Pada hari Sabtu
tanggal, 13 Januari 1990 Gunadarma mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Gunadarma atau dikenal dengan STIE Gunadarma. Di dalam STIE Gunadarma terdapat
dua Jurusan, yakni Jurusan Manajemen dan Jurusan Akuntansi. Kalau Jurusan
Akuntansi hanya mengasuh satu program studi, yakni Program Studi Akuntansi,
maka Jurusan Manajemen mengasuh lima Program Studi, yakni Program Studi
Manajemen Keuangan dan Perbankan, Manajemen Pemasaran, Manajemen Produksi,
Manajemen Trasportasi dan Manajemen Koperasi. STIE Gunadarma memperoleh Status
Terdaftar pada hari Kamis tanggal 16 Juni 1990 serta mulai berkuliah pada hari
Senin tanggal 17 September 1990.
Sejalan dengan STMIK Gunadarma status STIE Gunadarma juga
mengalami kemajuan yang pesat. Dari Status Terdaftar memperoleh Status Diakui
dan kemudian Status Disamakan. Sampai pada bulan September 1994, STIE telah
menjalankan tiga kali Wisuda. Selanjutnya, bersamaan waktu dengan pembukaan
Program Pendidikan Tinggi Strata Dua Bidang Manajemen Sistem Informasi pada
STMIK, STIE juga membuka Program Pendidikan Tinggi Strata Dua di Bidang
Manajemen Asuransi.
Dimensi ke dua adalah dimensi prasarana dan sarana. Di
bidang prasarana dan sarana ini, lokasi pendidikan juga mengalami kemajuan.
Kalau pada saat awal, lokasi pendidikan hanya terdapat di Kampus Jalan Kenari,
maka pada waktu kemudian lokasi itu bertambah dengan Kampus Kramat Sentiong dan
Kampus Salemba. Dari tahun ke tahun ketiga Kampus itu menampung jumlah
mahasiswa yang terus bertambah. Sekali pun ruang di Kampus Kenari terus
diperluas namun pada akhirnya perluasan Kampus inipun tidak dapat menampung
pertambahan mahasiswa yang demikian besarnya.
Demikianlah pada hari Sabtu, tanggal 9 Maret 1985 Gunadarma
mengadakan upacara peletakan batu pertama di Kampus Pondok Cina Depok, dan pada
hari Senin tanggal 5 Januari 1987 dengan suatu upacara gedung pertama di Kampus
Pondok Cina diresmikan penggunaannya. Sejak itu gedung di Kampus Pondok Cina
ini bertambah. Mula-mula, batu pertama untuk gedung kedua diletakkan pada hari
Sabtu tanggal 26 September 1987, dan gedung kedua inipun mulai dipakai pada
hari Jumat tanggal 13 Januari 1989. Setelah itu gedung ketigapun dibangun dan
dipakai. Ruang di dalam ketiga gedung ini masih belum mencukupi sehingga masih
dilengkapi lagi dengan sejumlah gedung sementara disekitarnya.
Selain Pondok Cina, prasarana kampus dipersiapkan juga di
Beji. Namun karena akses ke daerah kampus belum memadai, maka Kampus Beji belum
juga diwujudkan. Sebaliknya kampus ditengah kota Jakarta terus bertambah.
Setelah mengembalikan Kampus Salemba yang masa sewanya telah usai, maka pada
hari Kamis, tanggal 8 Februari 1989 Gunadarma menambah kampus baru di Jalan
Raya Salemba No.53. Kampus inipun dikenal sebagai Kampus Salemba. Dan mulai
digunakan pada bulan Mei 1990. Ini berarti disamping Kampus Beji yang belum
terwujud, Gunadarma telah memiliki beberapa kampus yaitu Kampus Kenari, Kampus
Kramat Sentiong, Kampus Pondok Cina dan Kampus Salemba.
Tekanan jumlah mahasiswa menyebabkan Gunadarma mencari lagi
kampus baru. Pada bulan Januari 1991, Gunadarma memperoleh tanah di Kelapa Dua
yang terletak di Jalan Akses UI di dekat Pondok Cina. Pada hari Kamis, tanggal
28 Maret 1991, batu pertama gedung pertama di Kampus Kelapa Dua diletakkan dan
pada hari Selasa tanggal 17 September 1991, gedung pertama Kampus Kelapa Dua
ini mulai digunakan. Sejak itu Kampus Kelapa Dua terus berkembang dan pada
bulan Septembar 1994, Kampus Kelapa Dua telah memiliki lima gedung kuliah.
Gunadarma bercita-cita untuk membangun gedung delapan lantai
di Kampus Kenari. Sementara kampus seperti ini belum terwujud, perkuliahan di
kampus Kenari dialihkan ke kampus sementara di Pegangsaan. Demikianlah,
perkuliahan di Gunadarma berlangsung di lima kampus yang terpencar dari tengah
Jakarta sampai ke Depok. Semua kampus ini dikoordinasikan dari satu pusat yang
terletak di kampus Pondok Cina.
Prasarana dan sarana lain adalah Laboratorium. Disamping
Perpustakaan dan Laboratorium Komputer yang telah terbentuk sejak jaman PPIK,
maka pada hari Kamis, tanggal 16 Dessember 1986 Gunadarma meresmikan
Laboratorium Elektronika Dasar. Pada hari Senin, tanggal 23 Maret 1987,
Gunadarma meresmikan Laboratorium Fisika. Laboratorium inilah yang telah
digunakan oleh Gunadarma untuk menyelenggarakan promosi Open House pada hari
Selasa, tanggal 28 Maret 1989.
Sekalipun tidak terwujud alat dan gedung, sarana yang cukup
penting di Gunadarma adalah majalah ilmiah Matematika dan Komputer yang mulai
terbit sejak bulan Januari 1985 dengan penerbitan lima kali setahun, majalah
ini memperoleh Surat Tanda Terdaftar di Departemen Penerangan pada hari Sabtu,
tanggal 17 Januari 1987. Tulisan di dalam Majalah Ilmiah ini telah membantu
Gunadarma dengan perluasan informasi tentang pendidikan di dalam Gunadarma.
Sarana lain yang cukup berhasil di Gunadarma selama ini
adalah penerbitan buku dan diktat. Telah banyak judul buku dan diktat yang
dicetak oleh Gunadarma untuk keperluan kuliah para mahasiswa. Selain dalam
bentuk konvensional berupa buku, beberapa bahan kuliahpun telah diwujudkan dalam
bentuk audio dan visual di dalam pita video yang setiap saat dapat ditampilkan
di layar monitor.
Dimensi ketiga adalah kegiatan di luar kurikulum. Selain
kegiatan Lomba Kecerdasan, baik Tingkat Nasional maupun Tingkat Internasional
tampaknya kegiatan Gunadarma yang paling menonjol adalah di Bidang Catur.
Wadah kegiatan catur adalah Pecinta Catur Gunadarma atau PC
Gunadarma yang diresmikan pada hari Sabtu, tanggal 25 Februari 1989. PC
Gunadarma telah berhasil menyelenggarakan Lomba Catur taraf Internasional yang
melibatkan Grand Master Catur Internasional untuk perebutan gelar dunia di
bidang catur.
Setelah meninjau perkembangan pada beberapa dimensi ini,
kita kembali kepemikiran dasar Gunadarma. Gunadarma memiliki dua muka yang
mendorong maju hajat hidupnya di dalam masyarakat masa kini. Pada satu muka,
Gunadarma adalah nama arsitek tenar yang membangun Candi Borobudur, yakni suatu
monumen besar sepanjang sejarah kita. Pada muka lainnya, Gunadarma mencerminkan
buktinya dan sumbangsihnya kepada masyarakat dalam wujud Guna dan Darma.
Sebagai salah satu perintis standar baru di dalam pendidikan, Gunadarma berusaha
pula untuk mengisi kemampuan masyarakat di dalam standar baru kehidupan
bermasyarakat masa kini melalui penyelenggaraan pendidikan. Dan di dalam hal
ini, Gunadarma telah memulainya dari pendidikan di bidang komputer.
Di dalam pelaksanaan pendidikannya itu, unsur guna dan unsur
darma senantiasa menjadi pegangan untuk dijadikan sumbangsih Gunadarma kepada
masyarakat dan ilmu. Gagasan ini turut merumuskan susunan kurikulum di dalam
pendidikan. Unsur profesi dan unsur ilmu di dalam kurikulum senantiasa menjadi
perhatian para pengasuhnya. Ketrampilan profesi dan kemampuan ilmu mewarnai
pendidikan dari awal sampai akhir.
Dalam rangka inilah laboratorium, pustaka, dan jurnal
memperoleh perhatian Gunadarma. Di dalam ribaannya, terdapat Laboratorium
Gunadarma (LG) yang mewakili berbagai laboratorium dan bengkel yang di dalam
Gunadarma serta Pustaka Gunadarma (PG) yang mewakili perpustakaan, penerbitan
buku, dan penerbitan jurnal berupa Matematika dan Komputer yang kelak dapat
disusul dengan penerbitan jurnal lainnya.
Dari waktu ke waktu LG terus ditingkatkan agar praktek pada
mahasiswa dapat diperlancar. Bahkan, pengasuh Gunadarma bercita-cita lebih dari
itu. Mereka berkehendak agar penggunaan laboratorium tidak sekedar terbatas
kepada praktek di dalam pelajaran. Mereka menginginkan agar LG terbuka juga
bagi penelitian dan bagi percobaan yang bersifat inovatif, baik berupa
penciptaan maupun berupa penemuan baru. Siapa saja yang memiliki gagasan baru
yang akan dicoba, dapat saja menggunakan LG untuk maksudnya itu.
Niat untuk maju itu senantiasa diusahakan untuk ditunjang
oleh pustaka yang sebaik mungkin. Selama beberapa tahun ini, PG selalu
memperoleh perhatian yang besar dari pengasuh Gunadarma. Pustaka cetak dan
pustaka rekam terus menerus diperluas untuk menunjang kegiatan belajar ke
berbagai cabang ilmu yang diasuh oleh Sekolah Tinggi ini. Disamping LG, PG juga
menempati kedudukan sentral di lingkungan Gunadarma.
Di dalam dua wadah yang berupa LG dan PG, tiga serangkai
laboratorium, pustaka, dan jurnal ilmiah di Gunadarma ini merupakan satu
kesatuan utuh untuk mewujudkan sumbangsih Gunadarma di dalam bentuk Guna dan
Darma. Sejalan dengan usia Gunadarma yang masih muda, mereka juga masih
bergerak dalam taraf awal dari kegiatan mereka. Namun, melalui perhatian yang
besar dari para pengasuh Gunadarma, mereka diharapkan dapat berkembang secara
wajar untuk mewujudkan cita-cita Gunadarma dari STMIK Gunadarma ke STIE
Gunadarma, ke Program Pasca Sarjana Gunadarma, pendidikan ini akan terus
berkembang menuju dan sampai ke wujud Universitas Gunadarma.
Di dalam rangka inilah, tiga serangkai itu mencoba untuk
menyusun sejumlah kegiatan yang dapat mencerminkan cita-cita Gunadarma. Didalam
kegiatan itu terdapat penelitian, kelompok studi, dan penataran. Guna bagi
masyarakat dan darma bagi ilmu tercermin pula didalam kegiatan itu. Penelitian
dan kelompok studi di kalangan pengasuh Gunadarma berusaha untuk berdarma bagi
ilmu, sementara penataran berusaha untuk berguna bagi masyarakat.
Ada satu hal penting yang selalu menghantui pengasuh
Gunadarma didalam usaha mereka untuk memberi arah kepada Gunadarma. Hal penting
itu adalah mutu. Segala usaha dilakukan, tidak saja demi peningkatan mutu
pendidikan, melainkan juga demi peningkatan mutu ilmu di lingkungan Gunadarma.
Dan usaha itu pula yang seharusnya tampak di dalam kegiatan Gunadarma selama
ini.
Didalam pembangunannya, Gunadarma selalu bersikap selektif.
Prioritas pembangunan selalu mengarah kepeningkatan mutu. Setapak demi setapak,
Gunadarma berusaha mengutamakan pengadaan ruang belajar, ruang laboratorium,
ruang pustaka, dan sarana publikasi.
Mereka itulah unsur pokok dalam pembinaan mutu, baik mutu
para dosennya maupun mutu para mahasiswanya. Betapapun juga, mahasiswa yang
diajar oleh dosen yang tenar akan selalu memperoleh keuntungan dari ketenaran
dosennya itu.
Namun prasarana untuk peningkatan ini masih perlu ditunjang
lagi oleh sarana lain. Ruang belajar belum sama dengan belajar, pustaka belum
sama dengan membaca, laboratorium belum sama dengan berpraktek, serta majalah
belum sama dengan menulis. Sarana pokok yang perlu mendampingi prasarana itu
adalah suasana lingkungan belajar yang baik berupa budaya Gunadarma. Hanya
suasana lingkungan belajar yang baik atau budaya Gunadarma yang dapat membuat
ruang belajar itu tempat belajar, pustaka itu tempat membaca, laboratorium itu
tempat berpraktek, serta majalah atau jurnal itu tempat menulis.
Hal inilah yang menyebabkan pengasuh Gunadarma berusaha
untuk membina budaya Gunadarma atau suasana yang baik di lingkungan belajar di
Gunadarma. Budaya Gunadarma atau suasana yang baik di lingkungan belajar
menyangkut manusia. Dan manusia itulah yang menentukan bagaimana bentuk suasana
di lingkungan belajar mereka. Itulah sebabnya maka selama ini, Gunadarma selalu
berusaha menghimpun tenaga pengasuh yang memiliki kegemaran untuk belajar.
Kepada kelompok gemar belajar inilah Gunadarma menyerahkan tanggung jawab untuk
menularkan kegemaran itu keseluruh lingkungan Gunadarma untuk dimantapkan
menjadi bagian dari budaya Gunadarma.
Demikianlah disamping ruang belajar, pustaka, laboratorium,
dan majalah, kelompok gemar belajar merupakan aset Gunadarma yang selalu
diutamakan di dalam pembangunan Gunadarma. Kelompok gemar belajar ditargetkan
untuk menjadi inti penggerak pendidikan di lingkungan Gunadarma. Dan kegemaran
belajar ini pula yang akan ditanamkan di kalangan mahasiswa yang telah memilih
Gunadarma sebagai almamater mereka.
Berguna bagi masyarakat dan berdarma bagi ilmu memiliki
implikasi yang luas. Pada masa yang akan datang, Gunadarma bercita-cita untuk
menelaah bidang ilmu lainnya yang pada saat ini, secara nyata telah menampakan
keefektifan dari segi profesinya dan segi ilmunya di dalam masyarakat.
Gunadarma akan menjamah bidang ilmu lain di luar Komputer dan Ekonomi untuk
menyumbangkan guna dan darmanya kepada masyarakat.
Manakala kekuatannya sudah cukup memadai, maka Gunadarma
akan menjamah pula bidang ilmu demikian untuk mengikuti dan mengejawantahkan
standar baru di dalam masyarakat dan standar baru di dalam pendidikan. Pada
waktunya, Gunadarma bercita-cita untuk meningkatkan dirinya dari wadah Sekolah
Tinggi ke wadah yang lebih tinggi lagi, yakni ke tingkat Universitas. Namun
peningkatan demikian ini tidak dilakukan tanpa mutu yang memadai. Disamping
perhatian kepada keluasan kegiatan di bidang pendidikan, Gunadarma tetap
menempatkan mutu atau kualitas pada tempat yang pertama.
Gunadarma adalah suatu keseluruhan yang bernama Gunadarma.
Gunadarma bukan hanya sekedar STMIK Gunadarma, demikian juga Gunadarma bukan
hanya sekedar STIE Gunadarma. Gunadarma juga bukan sekedar Program Pasca
Sarjana Gunadarma. Gunadarma adalah keseluruhan yang bernama Gunadarma, dari
STMIK, STIE, ke berbagai wadah perkembangan lainnya sampai ke Universitas
Gunadarma. Di dalam Gunadarma terdapat LG dan PG, di dalam Gunadarma terdapat
Laboratorium, Pustaka, dan Jurnal Ilmiah, di dalam Gunadarma terdapat
Penelitian, Kelompok Studi, dan Penataran, di dalam Gunadarma terdapat budaya
Gunadarma dalam wujud lingkungan belajar yang mewadai, di dalam Gunadarma
terdapat guna bagi masyarakat dan darma bagi ilmu, dan di dalam Gunadarma
terdapat sumbangsih guna dan darma yang diberikan oleh Gunadarma kepada
masyarakat.
Ternyata cita-cita ini tidak berhenti sebagai cita-cita
saja. Setelah 15 tahun lamanya lembaga pendidikan ini berdiri sambil merayap
dari Program Pendidikan Ilmu Komputer (PPIK) yang bersahaja ke Akademi Sains
dan Komputer Indonesia (ASKI) yang lebih sederhana ke STMIK dan STIE Gunadarma
yang lebih mantap, maka pada tahun 1996 lembaga pendidikan itu berhasil sampai
ke taraf yang sudah lama dicita-citakan. Melalui Surat Keputusan Direktur
Jendral Pendidikan Tinggi No.92/KEP/ DIKTI/1996, tanggal 3 April 1996. Lembaga
pendidikan itu berhasil dikukuhkan menjadi Universitas Gunadarma (UG). Dibawah
naungannya terdapat sejumlah Fakultas dari Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas
Teknologi Industri, Fakultas Ekonomi, dengan Program Studi yang telah dimiliki
Status Disamakan sampai ke Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas
Psikologi, dan Fakultas Sastra yang sama sekali baru. Mereka tersebar di tujuh
kampus dari Kampus A sampai Kampus G.
Pada tahun 1996, kedudukan Universitas Gunadarma cukup luar
biasa. Ibarat bulan Januari dengan dewa Janus yang memiliki dua muka, satu muka
menatap tahun yang lama serta muka lain menatap ke tahun yang baru, maka UG pun
memiliki dua muka. Pada satu muka, UG merupakan puncak dari suatu perkembangan,
dari wujud program yang bersahaja sampai ke wujud universitas yang kompleks.
Pada tahun 1981, seperti halnya bulan Januari yang meninggalkan tahun yang lama
untuk membuka lembaran tahun yang baru UG pun kini meninggalkan masa lalunya
yang berwujud Program, Akademik, dan Sekolah Tinggi untuk memulai lembaran baru
yang berwujud Universitas.
Dengan program Diploma Tiga, Strata Satu, dan Strata Dua di
dalam asuhannya, Universitas Gunadarma melangkah ke masa depan dengan membentuk
lebih banyak tonggak sejarah lagi. Tonggak pertama adalah pengakuan terhadap
Universitas Gunadarma oleh pihak luar.
Sejak tanggal 17 November 1997, berdasarkan suatu evaluasi,
Badan Akreditasi Nasional (BAN) menyatakan lima Program Studi pada Strata Satu
sebagai terakreditasi. Dan pada bulan Agustus 1998, kelima Program Studi pada
Strata Satu itu, yakni Akuntansi, Manajemen, Manajemen Informatika, Teknik
Komputer, dan Teknik Informatika, memperoleh peringkat A pada akreditasi BAN
itu. Dari kegiatan awal di bidang komputer, kini Gunadarma telah mengasuh
berbagai bidang ilmu dan berbagai jenjang pendidikan.
Pada saat Gunadarma mencapai usia 19 tahun, tibalah
Gunadarma di ujung abad ke-20. Sebelum meninggalkan abad ke-20, Gunadarma masih
sempat mengembangkan bidang akademiknya. Mulai tanggal 25 September tahun 2000,
untuk pertama kalinya, Gunadarma membuka Program Strata Tiga atau Program
Doktor di bidang Ilmu Ekonomi. Demikianlah dengan program Jenjang Pendidikan
Diploma (D3), Jenjang Pendidikan Sarjana (S1), Jenjang Pendidikan Magister
(S2), Jenjang Pendidikan Doktor (S3), 41 laboratorium, beserta sekitar 13.000
alumni Jenjang D3, 19.000 lebih alumni jenjang S1, dan 400 lebih alumni jenjang
S2, Gunadarma meninggalkan abad ke-20 dan milenium ke-2.
Pada tahun 2001, Gunadarma memasuki abad ke-21 dan milenium
ke-3 dengan 26.000 lebih mahasiswa yang diasuh oleh 1.100 lebih tenaga
pengajar. Di awal abad baru ini, Gunadarma merayakan ulang tahun ke-20 dan
meneruskan misi pendidikannya sambil terus berusaha meningkatkan mutunya.
Kesempatan pengembangan pertama di dalam abad baru ini terjadi pada tahun 2003.
Sejak Januari 2003, bekerja sama dengan Universite de Bourgogne dari kota
Dijon, Perancis, Gunadarma membuka lagi program pendidikan jenjang S3 di bidang
Teknologi Informasi/Ilmu Komputer. Pengembangan berikutnya terjadi pada tahun
2004 ketika Gunadarma mulai meluluskan doktor di bidang Ilmu Ekonomi.
Perkembangan berikutnya terjadi pada awal tahun 2006. Pada
waktu itu Gunadarma mulai meluluskan doktor di bidang Teknologi Informasi/Ilmu
Komputer setelah sebelumnya mereka menempuh ujian tertutup di Dijon, Perancis,
pada bulan September 2005. Gunadarma yang dimulai dari bentuk sekolah tinggi
dan menanjak menjadi universitas, kini sampai ke taraf universitas penuh dengan
meluluskan peserta didik dari jenjang diploma, sarjana, magister, dan doktor.