Pengertian
Standar
moneter adalah sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai uang, termasuk
di dalamnya adalah peraturan tentang ciri-ciri atau sifat-sifat dari uang,
pengaturan tentang jumlah uang yang beredar (uang logam maupun kertas), ekspor
dan impor logam mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan demand
deposit (simpanan yang setiap saat dapat diambil).
Standar uang dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Standar uang dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a.
Standar kertas, adalah sistem keuangan dimana uang
kertas berlaku sebagai alat tukar atau alat pembayaran yang sah dan tak
terbatas, akan tetapi tidak ditukarkan dengan emas dan perak pada bank
sirkulasi.
b.
Standar logam (metalisme) dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Monometalisme, berupa standar tunggal, yaitu suatu
negara menggunakan standar uangnya berupa satu buah logam mulia, dapat berupa
emas saja atau perak saja.
2.
Bimetalisme, berupa standar kembar, yaitu standar
uang yang menggunakan dua logam mulia (emas dan perak) secara bersama-sama
sebagai standar uangnya. Dalam standar ini akan berlaku dua macam perbandingan
emas dan perak.
·
Standar paralel, adalah standar uang yang menggunakan
dua logam mulia (emas dan perak) secara bersama-sama sebagai standar uangnya,
tetapi perbandingan yang berlaku hanya satu macam, yaitu menurut pasar saja.
·
Standar pincang, adalah standar uang yang menggunakan
emas sebagai standar uang dan perak sebagai alat bayarnya.
Jika suatu
negara menggunakan standar kembar atau bimetalisme, maka dalam negara tersebut
akan berlaku Hukum Gresham, yang berbunyi: “Bad money always drives out good money from
circulation” artinya: “uang yang jelek akan mengusir uang yang baik dari
peredaran”.
Syarat berlakunya Hukum Gresham:
Syarat berlakunya Hukum Gresham:
a.
Negara
yang menggunakan standar kembar.
b.
Bank
Sentral memperjualbelikan logam mulia, baik itu berupa emas atau perak.
c.
Masyarakat
diberi kebebasan untuk menempa maupun melebur uang emas maupun perak.
d.
Perbandingan
emas dan perak menurut pemerintah dan pasar berbeda.
Macam-Macam
Standar Moneter
Standar moneter pada hakikatnya dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu standar barang dan standar kepercayaan.
Standar moneter pada hakikatnya dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu standar barang dan standar kepercayaan.
a.
Standar barang (commodity standard)
Standar barang adalah sistem moneter di mana nilai uang dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas atau perak). Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan barang tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar barang ini diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
Standar barang adalah sistem moneter di mana nilai uang dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas atau perak). Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan barang tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar barang ini diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
·
standar
emas (the gold standard),
·
standar
perak (the silver standard),
·
standar
kembar (emas dan perak).
b.
Standar kepercayaan (faith standard)
atau standar kertas
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dapat kamu simak penjelasan masing-masing sistem moneter beserta kebaikan dan keburukannya.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dapat kamu simak penjelasan masing-masing sistem moneter beserta kebaikan dan keburukannya.
·
Standar Emas
Standar emas
diartikan sebagai suatu sistem moneter di mana suatu negara bebas
memperjualbelikan emas dengan harga yang pasti. Di samping itu, negaranya juga
mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor emas tanpa batas.
Kebaikan standar emas di
antaranya sebagai berikut.
1.
Acceptability,
artinya masyarakat menerima emas dan uang yang didasarkan atas emas karena
kegunaan dari logam ini.
2.
A
chek on inflation and deflation, artinya dapat mencegah timbulnya inflasi
(kenaikan harga secara terus-menerus) dan deflasi (penurunan harga secara
terus-menerus).
3.
Automatic
limitation on medium of exchange, artinya persyaratan minimum cadangan emas
untuk uang kertas yang diciptakan dan deposito bank dapat menekan secara
otomatis pada kelebihan pencetakan uang kertas dan kredit bank.
4.
Basic
of international money system, artinya diterimanya uang kartal secara umum yang
didasarkan pada emas dan karena nilainya yang stabil sehingga uang dipakai
sebagai nilai standar internasional serta sebagai alat penukar.
5.
Stimulus
to international investment and trade, artinya standar emas dapat menggairahkan
perdagangan internasional dan investasi.
6.
Uniform
international price system, artinya dapat membentuk harga internasional dari
kegiatan ekspor dan impor emas di pasar bebas dan secara otomatis dapat membuat
penyesuaian pada harga-harga internasional.
Keburukan standar emas
dapat diuraikan sebagai berikut.
1.
Kepercayaan
terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu diperlukan, karena selama
resesi kepercayaan terhadap uang hancur, sehingga permintaan masyarakat
terhadap emas untuk uang dan deposito bank menghabiskan cadangan logam yang
dimiliki pemerintah dan memaksa untuk meninggalkan standar emas ini.
2.
Jika
standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasan secara otomatis
pada penawaran uang dan deposito.
3.
Standar
emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut atau kita percayai, dan harapan
penyesuaian harga internasional tidak akan terjadi.
4.
Pengumpulan
cadangan emas tanpa memandang perkembangan dunia usaha yang bersangkutan akan
menimbulkan spekulasi dan berakibat nilai uang jatuh.
5.
Selama
kadar emas tetap pada setiap satu-satuan moneternya akan menjamin stabilitas
pertukaran dan perdagangan luar negeri, tetapi tidak menjamin keseimbangan
harga di dalam negeri.
·
Standar Perak
Standar perak
adalah suatu sistem standar moneter di mana suatu bangsa bebas
memperjualbelikan perak dengan harga yang pasti dan mengizinkan seseorang untuk
mengimpor dan mengekspor perak tanpa batas. Standar perak mempunyai kebaikan
dan keburukan yang sama dengan standar emas.
·
Standar Kembar
Standar
kembar artinya suatu negara menggunakan dua logam sebagai logam standar,
misalnya emas dan perak dengan perbandingan tertentu di antara kedua macam
standar tersebut.
Kebaikan standar kembar di antaranya sebagai berikut.
Kebaikan standar kembar di antaranya sebagai berikut.
1.
Kurang
memadainya penyediaan emas sebagai uang dan kredit, mendorong dipakainya
standar logam kembar.
2.
Dapat
menciptakan kestabilan nilai uang daripada standar tunggal yang didasarkan atas
emas.
3.
Nilai
dari cadangan emas juga akan lebih stabil karena produksi emas dan perak
berubah-ubah dalam arah yang berlainan.
Sedangkan
keburukan standar kembar yaitu berlakunya Hukum Gresham. Sebagai jawaban untuk
mengatasi agar tidak terjadi kenyataan yang dikemukakan oleh Gresham dinamai
dengan istilah Hukum Newton.
·
Standar Kepercayaan/Standar Kertas
Standar
kepercayaan merupakan sistem moneter di mana nilai uang tidak dijamin dengan
seberat tertentu barang, tetapi kepercayaan masyarakat dapat menerima uang
sebagai alat pembayaran yang sah.
Kebaikan standar kepercayaan di antaranya sebagai berikut.
Kebaikan standar kepercayaan di antaranya sebagai berikut.
1.
Terlepasnya
dari cadangan logam untuk penciptaan uang dan kredit mengakibatkan perluasan
uang dan kredit serta memenuhi persyaratan perdagangan.
2.
Akibat
yang bersifat inflasi dan deflasi dari standar emas otomatis dapat dihindari.
3.
Lebih
murah untuk mencetak uang kertas daripada uang logam.
Adapun keburukan standar
kepercayaan antara lain sebagai berikut.
1.
Tidak
dikaitkannya dengan cadangan logam mengakibatkan pencetakan uang kertas dan
kredit bank yang berlebihan.
2.
Pencetakan
uang adalah suatu hal yang mudah tetapi akan berakibat inflasi yang hebat
(hyperinflation).
3.
Dapat
mengakibatkan fluktuasi harga atau nilai tukar valuta asing sehingga dapat
menghancurkan keuangan internasional, perdagangan, dan investasi.
Pengertian
nilai uang
Nilai uang
atau daya beli uang merupakan kemampuan uang untuk ditukarkan dengan barang
atau jasa, maupun ditukarkan dengan uang yang lain.
Nilai uang
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan asalnya dan ukurannya.
►
Dilihat dari Asalnya Berdasarkan
asalnya,
nilai uang
terdiri atas nilai nominal dan nilai intrinsik.
1.
Nilai
nominal, yaitu nilai yang berdasarkan tulisan yang tertera pada uang.
2.
Nilai
intrinsik, yaitu nilai yang berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat
uang.
►
Dilihat dari Ukurannya
Berdasarkan
ukurannya, nilai uang terdiri atas nilai internal dan nilai eksternal.
1.
Nilai
internal, nilai yang diukur oleh kemampuan uang untuk tersebut ditukarkan
dengan sejumlah barang dan jasa. Contoh uang sebesar Rp200.000,00 dapat
ditukarkan dengan 1 gram emas. Ini berarti nilai internal uang Rp200.000,00
adalah sebesar 1 gram emas.
2.
Nilai
eksternal, yaitu nilai yang diukur oleh kemampuan uang tersebut untuk
ditukarkan dengan sejumlah mata uang luar negeri atau uang asing. Contohnya,
uang Rp100.000,00 mampu ditukarkan dengan 10 Dollar Amerika Serikat (US$ 10
= Rp100.000,00). Ini berarti uang Rp100.000,00
mempunyai nilai ekster nal sama dengan 10 Dollar Amerika Serikat.
Perubahan
nilai uang dan kurs
Definisi Nilai Tukar
Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore 1997:9). Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan nilai tukar uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar
Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut adalah :
Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore 1997:9). Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan nilai tukar uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar
Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut adalah :
u Laju inflasi relative
u Tingkat pendapatan relative
u Suku bunga relative
u Kontrol pemerintah
Menurut
Madura (2003:114), bahwa kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan
nilai tukar dalam berbagai hal termasuk :
ª Usaha untuk menghindari hambatan nilai
tukar valuta asing.
ª Usaha untuk menghindari hambatan
perdagangan luar negeri.
ª Melakukan intervensi di pasar uang
yaitu dengan menjual dan membeli mata uang. Alasan pemerintah untuk melakukan
intervensi di pasar uang adalah :
1.
Untuk
memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan.
2.
Untuk
membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan.
3.
Tanggapan
atas gangguan yang bersifat sementara.
ª Berpengaruh terhadap variabel makro
seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan.
ª Ekspektasi
Faktor kelima
yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi atau nilai tukar
di masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi
cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Dan sebagai contoh,
berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan
pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun
di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar.
Kemudian
menurut Madura (2003:111-123), untuk menentukan perubahan nilai tukar antar
mata uang suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di negara
yang bersangkutan yaitu selisih tingkat inflasi, selisih tingkat
suku bunga, selisih tingkat pertumbuhan GDP, intervensi pemerintah di pasar
valuta asing dan expectations
(perkiraan
pasar atas nilai mata uang yang akan datang).
Sistem-Sistem Nilai Tukar
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh pemerintah, ada beberapa jenis, antara lain :
Sistem-Sistem Nilai Tukar
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh pemerintah, ada beberapa jenis, antara lain :
·
Fixed exchange rate system
Sistem nilai tukar
yang ditahan secara tahap oleh pemerintah atau berfluktuasi di dalam batas yang
sangat sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu besar, maka pemerintah akan
mengintervensi untuk memeliharanya dalam batas-batas yang dikehendaki.
·
Freely floating exchange rate system.
Sistem nilai
tukar yang ditentukan oleh tekanan pasar tanpa intervensi dari pemerintah.
·
Managed floating exchange rate system.
Sistem nilai
tukar yang terletak diantara fixed system dan freely floating, tetapi mempunyai
kesamaan dengan fixed exchange system, yaitu pemerintah bisa melakukan
intervensi untuk menjaga supaya nilai mata uang tidak berubah terlalu banyak
dan tetap dalam arah tertentu. Sedangkan bedanya dengan free floating, managed
float masih lebih fleksibel terhadap suatu mata uang. Lalu menurut Krugman dan
Obstfeld (2000:485), managed floating exchange rate system adalah sebuah sistem
dimana pemerintah mengatur perubahan nilai tukar tanpa bermaksud untuk membuat
nilai tukar dalam kondisi tetap.
·
Pegged exchange rate system
Sistem nilai
tukar dimana nilai tukar mata uang domestik dipatok secara tetap terhadap mata
uang asing.
sumber :